Speedy – Masa Depan
Telkom
Sejalan dengan program direksi Telkom, bahwa Speedy telah menjadi
salah satu produk unggulan Telkom, maka bisa dikatakan masa depan Telkom salah
satunya tergantung dari kesuksesan penggelaran layanan Speedy. Tentunya hal ini
harus bisa dipahami bersama oleh SDM Telkom.
Strategi pemasaran dari Speedy sendiri harus memiliki karakterisktik
yang luar biasa, mengingat bahwa produk layanan Speedy adalah unggulan Telkom.
Warna yang muncul dari pemasaran Speedy menjadi suatu warna baru yang berbeda
dari pemasaran Telkom selama ini.
Brand image Speedy, dimunculkan sebagai suatu bagian baru bagi
pembanguanan broadband network di Indonesia. Pengembangan brand dengan
membangun komunitas broadband di Indonesia, diharapkan akan mampu untuk
mendongkrak pemakai Speedy. Promosi yang dilakukan sebaiknya tidak mengarah
pada produk layanan Speedy namun lebih diarahkan pada user Speedy, sehingga
branding yang akan dibentuk lebih diarahkan pada pembangunan komunitas. Kita
bisa membayangkan Speedy sebagai suatu infrastruktur bukan pada suatu layanan,
sehingga apa yang akan dilewatkan oleh Speedy yang menjadi sasaran dari
promosi.
Pengembangan layanan Speedy yang diarahkan menjadi pondasi utama
pembangunan broadband di Indonesia, tentunya tidak bisa dihindari beberapa hal
yang berkaitan dengan awareness yang ada, baik dari sisi Telkom sendiri maupun
dari pelanggan Speedy. Awareness yang perlu digugah dari internal Telkom adalah
bagaimana layanan Speedy bisa berjalan dengan baik, dapat ditagihkan dan dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat diseluruh Indonesia . Sedangkan awareness dari
pelanggan Speedy adalah bagaimana Telkom bisa memasukan image Speedy kedalam
mindset pemakai Speedy, entah dengan value added services, promosi pemakaian
maupun usage variety.
Disisi lain masalah billing yang berkaitan dengan permasalahan yang
sering muncul, perlu diantisipasi dengan segera, yang perlu disadari bahwa
billing sistem sebaiknya dikembangkan secara terpadu dan dengan mudah dapat
dicustomisasi mengikuti perkembangan jenis layanan yang akan muncul.
Berkaitan dengan biaya berlangganan, maka semakin murah suatu
layanan belum memberikan arti sesungguhnya malahan terkadang menyebabkan
pandangan bahwa produk ini cacat atau belum sempurna, oleh karena itu strategi
pentarifan memang menjadi suatu hal yang cukup krusial.
Masalah penggelaran Speedy dalam kaitan masa depan Telkom memang
telah direncanakan untuk mencapai kapasitas 2 juta satuan sambungan layanan,
namun apakah pembangunannya akan selaras dengan rencana ? Kondisi ini perlu
untuk diantisipasi dengan segera mengingat bahwa pembangunan Speedy berpacu
dengan competitor yang ada, seperti Indosat yang akan membangun dengan Wireless
DSL maupun XL yang akan membangun dengan konsep PicoCell WiFi Broadband.
Pengembangan dari 3G operator juga dapat dianggap sebagai pesaing bagi Speedy
dan kondisi ini bisa tidak diantisipasi segera, maka Speedy akan sulit untuk
bersaing menarik pelanggan.
Oleh karena itu pembenahan dari Speedy sendiri masih sangat banyak
dan beberapa hal utama yang dirasakan perlu untuk segera diperbaiki adalah:
- Masalah pembenahan infrastruktur, kendala utama dari Speedy adalah masih belum stabilnya infrastruktur yang ada, terutama dari kondisi infrastruktur IP Telkom, audit jaringan serta pembenahan secara end to end menjadi suatu program utama dalam pembangunan Speedy.
- Masalah standarisasi modem, sebaiknya modem bisa diberikan secara paket dengan layanan Speedy, sehingga tidak memberikan beban kepada calon pelanggan.
- Masalah value added services, dengan adanya Speedy berarti menjanjikan bandwidth lebar sampai kerumah-rumah, pengembangan VAS menjadi penting artinya dalam meningkatkan ARPU yang diharapkan mampu mendongkrak revenue Speedy. VAS sendiri yang diharapkan akan mampu mendongkrak revenue antara lain IPTV, Voice over Speedy, Hosting dan Home Surveillance.
- Masalah billing, berkaitan dengan pembangunan layanan Speedy, billing Telkom yang konvensional harus mulai berevolusi menjadi billing yang canggih mengingat billing adalah motor utama bisnis telekomunikasi. Tanpa adanya billing yang memadai akan sulit bagi Telkom untuk bersaing dengan kompetitornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar