Awareness
Setelah branding Speedy terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah
memberikan awareness pada sasaran user yang dianggap potensial sebagai pelanggan
Speedy. Hal ini bisa disesuaikan dengan komunitas yang sedang dikembangkan.
Seperti sekolah akan memberikan dampak kepada penjual ke rumah-rumah, mengingat
dengan adanya Speedy di sekolah, otomatis pada murid akan terbiasa dengan
Speedy dan komunikasi dalam pembahasan materi pembelajaran bisa diakses hanya
dengan Speedy. Saat ini para orang tua bisa digugah untuk memasang Speedy di
rumahnya agar anak-nya tidak tertinggal dalam pelajaran maupun sebagai
monitoring kemajuan prestasi anak disekolah.
Awareness dapat dibangun dengan mediasi lain seperti promosi, namun
saat ini promosi bukan lagi sebagai media untuk mengenalkan produk, tapi lebih
diarahkan pada target calon pelanggan. Jingle atau kata-kata semboyan menjadi
penting dalam pembuatan promosi ini. Contohnya untuk produk Sampoerna dengan ‘Tanya
Kenapa’ adalah suatu cara membangkitkan awareness untuk produk A Mild. Speedy
pun bisa dibuat dengan awareness yang lebih menarik, yaitu dengan penempatan
akses Speedy ditiap tempat yang dianggap potensial maupun bantuan untuk
sekolah-sekolah, maka kata-kata semboyan bisa menggunakan ‘Speedy Yuk….’ Yang
jelas dengan awareness jelas akan meningkatkan imajinasi calon pelanggan yang
memudahkan untuk pemilihan suatu layanan saat user membutuhkan.
Namun awareness sendiri bisa menjadi boomerang bagi brand yang
diciptakan apabila back-room dari Speedy sendiri kurang siap atau performansi
dari layanan Speedy masih kurang stabil. Hal ini bisa dianggap sebagai suatu
produk yang tidak matang dan akibatnya usaha untuk awareness calon pelanggan
tidak mengena dan bisa menyebabkan produk tidak laku dipasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar