Sabtu, 12 Oktober 2013

perihnya sebuah proses kesuksesan

eekor anak kerang di dasar laut mengeluh kepada ibunya, “Ibu, sebutir pasir tajam masuk ke dalam tubuhku yang lembek ini”. “Anakku, Tuhan tak memberi kita tangan, sehingga ibu tidak bisa menolongmu. Ibu tahu itu sakit, tapi terimalah sebagai takdir. Kuatkan hati, kerahkan semangat melawan nyeri yang menggigit. Balut pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itulah yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut sambil menitikkan air mata.
Anak kerang pun menurut.

Kadang rasa sakit begitu hebatnya sehingga ia sempat meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia bertahan tidak hanya hari demi hari, tapi bertahun-tahun. Tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus, rasa sakit pun juga makin berkurang. Makin lama mutiaranya semakin besar dan rasa sakit akhirnya menghilang sama sekali. Sekarang anak kerang tersebut memiliki sebuah mutiara besar utuh mengkilap dan berharga mahal yang terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya membuahkan hasil yang menakjubkan. Dan dirinya kini menjadi sangat berharga.
Sahabat, untuk mencapai kesuksesan (dunia dan akhirat) dibutuhkan sebuah pengorbanan. Tidak ada yang datang dengan sendirinya. Kata pepatah, “Tidak ada makan siang yang gratis”. Karena kesuksesan harus melalui suatu proses panjang di dalam hidup kita.
Tidak ada kesuksesan tanpa kegagalan dan tidak ada kebahagiaan tanpa penderitaan”
Perihnya sebuah Proses Kesuksesan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar